Air mata itu

Tadi subuh saya baru saja tiba dari kampung halaman menemui ibu saa tersayang. Ini kali kedua saya mudik dalam tahun 2014 ini dengan tujuan yang berbeda. Kali ini memnag Ibu sengaja memanggil saya pulang untuk acara maulid sekaligus syukuran untuk lulusnya saya masuk jadi dosen di UNM. Itu yang sangat didambakan Ibu saya selama ini dan saya berusaha mengabulkannya. Alhamdulillah Allah memberikan Rahmat_Nya kali ini.

Sehari sebelum saya balik ke kampung Ibu menelpon dan waktu itu saya lupa HP saya di kos. Untung ada 2 adik yang sudah pulang dari kerja dan yang satu tinggal di kos karena sakit, mereka menerima telpon tersebut. Pulang kerja saya dapati mereka berdua lagi berbincang dan langsung menyambut saya dengan kalimat “Ibumu menangis”. Saya bingung dan beratanya “kenapa?”. Sambil tertawa keduanya berkata “Karena terharu dengan kelulusanmu setelah melewati banyak perjuangan keras”. selanjutnya adik-adik saya ini menjelaskan bahawa Ibu menangis beberapa kali ketika bercerita tentang saya yang bekerja keras mengelola catering di Surabaya dengan intensitas tidur yang kurang. Saya terharu karena sebenarnya saya sendiri ketika melakoni pekerjaan itu saya tidak pernah terbebani bahkan merasa happy happy saja. Tetapi orang lain yang melihatnya termasuk ibu itu adalah pekerjaan berat. Setiap ibu akan bereaksi sama karena kasih sayang mereka yang terlampau besar.

Ketika di rumah pun Ibu kembali bereaksi sama. Waktu itu saya juga tidak melihatnya. Adik saya bilaang “tadi pas baca do’a Ibu nangis lagi lho”. Saya bilang untung saya gak lihat, kalau saya lihat saya pasti ikutan nangis juga.. hehe. Tangisan itu menjadi cambuk buat saya  utnuk berbuat lebih baik lagi.

PhyMotivator

Sitti Rahma Yunus

 

Tinggalkan komentar